Rangkaian ledakan itu terjadi dalam kurun kurang dari 30 menit, sedangkan wartawan antaranews di lapangan menyatakan terjadi pula kontak senjata dengan polisi antara orang-orang diduga pelaku peledakan
Ledakan pertama terdengar pukul 10.40 WIB, sedangkan ledakan kedua terdengar sekitar pukul 10.50 WIB, ledakan ketiga pukul 10.56 WIB, ledakan keempat pukul 11.58 WIB, ledakan kelima pukul 11.00 WIB, dan ledakan keenam pukul 11.03 WIB
Menurut keterangan wartawan antaranews.com di lapangan, tiga ledakan terjadi bersusulan dan polisi menemukan senjata.
Orang-orang di sekitar kompleks gedung-gedung yang berdekatan dengan Gedung Sarinah di Jakarta Pusat, berhamburan menjauhi situs ledakan setelah ledakan pertama terjadi mereka berusaha mendekati situs ledakan.
Presiden Joko Widodo menyampailan rasa duka cita dan simpati bagi korban serangan Sarinah.
"Saya mendapatkan laporan informasi mengenai kejadian ledakan dan penembakan di Jalan Thamrin Jakarta, kita semua tentu saja berduka atas jatuhnya korban dari peristiwa ini," kata Presiden dalam keterangan pers di Cirebon, Kamis.
Presiden juga mengecam serangan itu dan memerintahkan aparat keamanan menangkap pelaku dan jaringannya.
Kepala negara yang tengah melakukan kunjungan kerja di Cirebon meminta masyarakat tenang dan memastikan negara tidak boleh kalah dari teror.
Sementara itu Staf Khusus Presiden Johan Budi dalam keterangannya di kompleks Istana Presiden Jakarta mengatakan bahwa Presiden akan mempercepat kunjungan di Cirebon dan segera kembali ke Jakarta.
Usai acara BKKBN di Cirebon, Presiden siang ini kembali bersama rombongan terbatas ke Jakarta menggunakan helikopter.
Johan juga mengatakan Presiden akan melakukan rapat dengan Kapolri, Kepala BIN, Menko Polhukam dan jajaran terkait lainnya.
Polisi
dari Polda Metro Jaya melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP)
ledakan di Mal Alam Sutera, Tangerang, Banten, Rabu (28 Oktober 2015). Jakarta dengan semua aktivitas belasan
juta warganya tidak kebal dari bom, ledakan, dan aksi-aksi teror. Motif
pelaku beraneka rupa, mulai dari sekedar menyatakan eksistensi diri,
kontra pemerintahan, jaringan teror internasional, hingga bermotif
politik ingin menggulingkan pemerintahan sah.
Paling
mutakhir adalah bom di depan Gedung Sarinah, persimpangan antara Jalan
MH Thamrin dan Jalan Kebon Kacang-Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat,
sekira pukul 10.30 WIB Kamis.
Berikut ringkasan peristiwa teror bom di Jakarta, dan sejumlah tempat di Indonesia:
1957:
Teror bom pertama yang meledak setelah Indonesia merdeka. Presiden
Soekarno yang sedang berkunjung ke sekolah Perguruan Cikini, Jakarta
Pusat, dan hendak dibunuh melalui ledakan bom. Bung Karno selamat pada
serangan saat hari ulang tahun (HUT) Perguruan Cikini, yang juga menjadi
tempat anak-anaknya bersekolah.
1976: Pada
era Soeharto, setelah sekian tahun tidak ada teror bom, tiba-tiba Masjid
Nurul Iman di Padang, Sumatera Barat, diledakkan orang tidak dikenal.
Pelakunya tak pernah tertangkap. Menurut aparat keamanan, pelakunya
bernama Timzar Zubil, yang tidak bisa dikonformasi kebenarannya hingga
kini.
1978: Masjid Istiqlal, Jakarta, diteror bom, dan belum diketahui pelaku dan motifnya hingga kini.
4
Oktober 1984: Bank BCA di Pecenongan, Jakarta Pusat, diledakkan.
Beberapa nama terkenal terseret kasus ini, seperti AM Fatwa, Letnan
Jenderal (Purnawirawan) HR Dharsono, mantan Menteri Perindustrian HM
Sanusi. Kebanyakan adalah anggota Petisi 50 yang kritis terhadap cara
Soeharto memerintah Indonesia. Menurut pengakuan pelaku di lapangan,
aksi ini merupakan pelampiasan kekecewaan mereka atas Peristiwa Tanjung
Priok.
1985: Satu bus malam, Pemudi Express,
diledakkan di daerah Banyuwangi, Jawa Timur. Pelakunya adalah Abdul
Kadir Alhasby. Teror bom ini diduga kuat ada kaitannya dengan kasus
Tanjung Priok.
Di tahun yang sama, sejumlah
stupa di Candi Borobudur, Jawa Tengah, berantakan dihajar bom. Tempat
suci agama Budha itu dibom kelompok radikal keagamaan berlatar politik.
Dua bersaudara Abdulkadir bin Ali Alhabsyi dan Husein bin Ali Alhabsyi
dituding sebagai pelaku peledakan Candi Borobudur.
1986:
Kali ini pelaku bom adalah orang asing yang menamakan dirinya Brigade
Anti Imperialisme dari Jepang. Sasarannya adalah Wisma Metropolitan dan
Hotel Presiden (sekarang Hotel Nikko). Kedua bangunan tersebut milik
pemerintah yang dibangun dengan rampasan perang dari Jepang.
Kelompok
dari Jepang itu diduga akan meluncurkan roket dari kamar Hotel Presiden
ke Kedutaan Besar Jepang di Jakarta dan Kedutaan Besar Kanada di
Jakarta. Saat itu, ekonomi Indonesia masih sangat mengandalkan utang
dari Kelompok Antarpemerintah bagi Indonesia (Intergovernmental Group on Indonesia/ IGGI), yang menempatkan Jepang pemberi utang utama.
1991:
Anak buah gerilyawan Fretilin, Kay Ralla Xanana Gusmao, meledakkan bom
di Demak, Jawa Tengah. Jakarta sangat represif pada pergerakan di Dili,
Timor Timur, itu yang puncaknya adalah peristiwa Santa Cruz, di
Dili,
1991. Satu Hotel juga diledakkan di Surabaya.
1998: Pada awal reformasi Januari 1998, bom meledak di rumah susun Senen, Jakarta.
Di tahun yang sama tempat parkir kendaraan di Atrium Plaza di Jakarta Pusat, diledakkan. Sejumlah mobil rusak berat.
1999: Pusat perbelanjaan Ramayana di Jalan Agus Salim (dikenal sebagai Jalan Sabang), Jakarta Pusat, diledakkan sehingga merusak bagian toko itu. Pelakunya sama dengan pelaku di Atrium Plaza, pusat perbelanjaan Senen, Jakarta Pusat. , pada 1998.
1999: Pusat perbelanjaan Ramayana di Jalan Agus Salim (dikenal sebagai Jalan Sabang), Jakarta Pusat, diledakkan sehingga merusak bagian toko itu. Pelakunya sama dengan pelaku di Atrium Plaza, pusat perbelanjaan Senen, Jakarta Pusat. , pada 1998.
Di tahun ini pula pusat
perbelanjaan Plaza Hayam Wuruk di Jakarta Barat, diledakkan sejumlah
pemuda yang mengaku anggota Angkatan Mujahidin Islam Nusantara.
Malam
Natal 2000: Sejumlah gereja yang dipenuhi jemaat yang merayakan Malam
Natal di Jakarta, Bekasi, Sukabumi, Bandung, Mojokerto, Mataram,
Pematang Siantar, Medan, Batam, dan Pekanbaru, diledakkan.
Inilah awal
keterlibatan Hambali dalam rangkaian teror di Indonesia. Pria asal
Cianjur yang ditangkap di Ayutthaha, Thailand, 2003, oleh aparat
intelijen Thailand. Ia menunjuk Imam Samudra untuk pelaksana aksi teror
di Batam dan Idris alias Gembrot untuk Pekanbaru.
1
Agustus 2000: Bom meledak di kediaman Duta Besar Filipina untuk
Indonesia, di Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat, dan menewaskan dua stat
kedutaan besar negara ASEAN itu.
September
2000: Bom dengan skala besar meledak di tempat parkir Gedung Bursa Efek
Jakarta (BEJ). Korban tewas 10 orang, terluka 15 orang dan puluhan mobil
rusak. Peristiwa ini sempat mengguncang bursa nasional.
Juli
2002: Bom meledak dan mengagetkan warga Cijantung, Jakarta Timur,
karena terjadi di Graha Mall Cijantung, Jakarta, dekat komplek Kopassus
TNI AD. Graha Mall Cijantung dimiliki yayasan yang bernaung di bawah
Kopassus TNI AD.
12 Oktober 2002: Bom
meledak di Paddy’s Cafe dan Sari Club, dua restoran di Jalan Legian,
Kuta, Denpasar, Bali. Tiga ledakan terjadi di dekat kantor konsulat
Amerika di Renon, Denpasar. Ledakan di Legian menewaskan 187 orang dan
385 luka-luka. Teror ini terkenal dengan tragedi Bom Bali I.
5
Agusutus 2003: Bom meledak di Hotel JW Marriot, Jakarta. Pelakunya,
Asmar Latin Sani, alumnus Pesantren Ngruki, yang mengendarai Toyota
Kijang berisi bahan peledak. Model bomnya mirip bom Bali yang
menggunakan bahan campuran organik dan anorganik. Korban tewas 14, dan
luka-luka 156.
10 September 2006: Bom
meledak di Kedutaan Besar Australia, Jakarta. Jumlah korban sekitar 6
sampai 9 orang. Yang tewas satpam kedubes dan pemohon visa.
1
Oktober 2005: Bom meledak di Kuta Bali. 22 orang tewas dan 196 orang
luka-luka. Bom meledak di tiga tempat: Kafe Nyoman, Kafe Menega, dan
Restoran Raja’s di Kuta Square, Denpasar. Tragedi ini kerap disebut Bom
Bali II.
17 Juli 2009: Bom meledak di Hotel
JW Marriot dan Ritz Carlton. Ledakan bom Marriot merupakan yang kedua
kalinya, setelah 2003. Sembilan korban tewas dan puluhan luka-luka.
April
2015: Sedikit-dikitnya empat orang cedera akibat ledakan di permukiman
padat penduduk di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu petang itu.
Ledakan terjadi di dalam sebuah rumah bedeng dari papan dan tripleks di
sudut sebuah lapangan di belakang Gang Kayu Mati, Jalan Jatibunder,
Tanah Abang, sekitar pukul 15.00 WIB.
Juli 2015: Bom meledak di Mall Alam Sutera, Tangerang, Banten.
28
Oktober 2015: Bom kembali meledak di Mall Alam Sutera. Saksi mata
menerangkan ada suara ledakan pada pukul 12.05 di dalam toilet kantin
karyawan di lantai LG Mal Alam Sutera. Polisi menangkap seorang pelaku
tunggal.
November 2015. Ledakan terjadi di
Jalan Raden Inten, Duren Sawit, Jakarta Timur, pada Senin (16/11) dini
hari WIB. Berdasarkan keterangan sejumlah saksi mata kepada aparat,
ledakan berlangsung di seberang Gedung Senam, pada pukul 03.30 WIB.
Diduga pelaku memakai granat tangan.
Polisi mengevakuasi beberapa jenazah korban yang
tewas akibat ledakan dan baku tembak di kawasan Sarinah, Jalan MH
Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis.
Tampak ada empat mobil ambulans polisi membawa jenazah korban keluar dari lokasi kejadian pada Kamis siang. Polisi memperingatkan para awak media yang berusaha mendekat ke lokasi kejadian.
Jalan MH Thamrin masih ditutup setelah ledakan di kawasan Sarinah pukul 10.45 WIB.
Polisi masih berjaga di kawasan Sarinah, kedai kopi Starbucks dan Jalan Thamrin.
Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Polisi Anton Charliyan membenarkan ada tiga ledakan di kawasan Thamrin. Menurut dia, ledakan itu bukan akibat bom melainkan dari granat.
Menurut dia, ada tiga polisi yang menjadi korban, satu orang meninggal dunia dan dua tertembak. Selain itu ada tiga orang orang lagi yang kena tembak.
Tampak ada empat mobil ambulans polisi membawa jenazah korban keluar dari lokasi kejadian pada Kamis siang. Polisi memperingatkan para awak media yang berusaha mendekat ke lokasi kejadian.
Jalan MH Thamrin masih ditutup setelah ledakan di kawasan Sarinah pukul 10.45 WIB.
Polisi masih berjaga di kawasan Sarinah, kedai kopi Starbucks dan Jalan Thamrin.
Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Polisi Anton Charliyan membenarkan ada tiga ledakan di kawasan Thamrin. Menurut dia, ledakan itu bukan akibat bom melainkan dari granat.
Menurut dia, ada tiga polisi yang menjadi korban, satu orang meninggal dunia dan dua tertembak. Selain itu ada tiga orang orang lagi yang kena tembak.
-Rii-